Diskursus Hak Asasi Manusia (HAM)
Dalam Otoritas Kekuasaan Muslim
Oleh: Abdus Salim*
Sebelum PBB mendeklarasikan HAM. Jauh sebelumnya 14 abad Hijriah yang silam, Islam sudah terlebih dahulu mendeklariskan HAM yang di tandai dengan kebebasan beragama. Laikraha fiddin menjadi indikasi ajaran islam secara normative melebihi barat. Barat menegakkan HAM-nya, pada otoritas kebijakan akal. Padahal semua kebijakan yang dihasilkan akal tak ubahnya, seperti ayunan, kadangkala kedepan dan kebelakang tak pernah punya prinsip yang jelas. Itulah kemudian para filsuf menyebut kebenaran relative.
Kajian ini menarik apabila langsung dikontekstualisasikan dengan segala historis, sosio-kultur yang berkembang pada masyarakat yang mempunyai letak geograsfis berbeda. Bila saja HAM dihadapkan pada kondisi dan situasi yang berbeda, maka tidak jarang HAM yang diagung-agungkan barat, memunculkan berbagai aksi keras dari berbagai golongan terutama dari kalangan fundamentalis. Karena HAM yang di tawarkan barat, sedikit demi sedikit dinyakini dapat merongrong kekuasaan mereka bahkan agama.
Maka implikasinya muncul berbagai sikap reaksioner. Dan perasaan keagamaan mereka sangat sensitive, disaat orang-orang barat dengan mudah memprovokasi. Inilah standar ganda (double movement) yang dicanangkan oleh orang-orang barat. Dengan mengangkat isu HAM dan menariknya, yang menjadi kajian adalah mayoritas Negara muslim timur tengah, yang notabene watak bergaris keras dan kentalnya paham fundamentalisme. Sebuah gerakan purifikasi dan yang ada dalan bingkai wahabi.
Ada banyak distorsi praktek keagamaan yang terjadi dalam dunia Islam. Dalam rangka mewujudkan –mempertahankan ambisi kekuasaan segilintir orang. Dan ini menjadi sorotan orang-orang barat dengan adanya pelanggaran Hak asasi manusia. Semakin menambahkan kesan kerunyaman Islam adalah agama intoleran, keras, dan suka berperang. Dan fenomena ini perlu dikonstruksi, dalam rangka menciptakan keadilan. Padahal realitasnya paraktek-praktek pelanggaran HAM sangat kental di wilayah agama Kristen.
*Penulis adalah Santri PP. Annuqayah Latee Guluk-guluk Sumenep Madura, sekaligus Mahasiswa STIK-Annuqayah Konsentrasi pada Jurusan Mumalah.
0 komentar:
Posting Komentar